Minggu, 30 Desember 2012

Dusta ini rahasiaku

"kapan kita menikah???"
aku diam ,tertunduk menutupi mukaku yang jika kamu melihatnya mungkin tak berwarna saking pucatnya.
bukannya aku tidak mau,tapi aku belum bisa.
4tahun kurang lebih kita bersama dengan status yang masih sama "pacaran" sampai saat ini juga masih sama padahal ini tahun kelima kita bersama.

kamu pintar,
pintar menutupi rasa kecewamu padaku,dan kamu kembali tersenyum lebih lebar dan dengan mata bulatmu aku terhanyut bersama suasana sore ditepi pantai .hangat ,mengalahkan hangatnya sinarnya mentari pagi ya betul pelukkanmu hangat sayang masih sama saat pertama kali kau memelukku 5thn lalu.
sebulan..
dua bulan..
tiga bulan...
masih sama tak ada perubahan ,dan aku masih belum bisa melamarmu..
aku habiskan hari-hariku penuh sia-sia tanpa ada yang bisa aku lakukan..tiba-tiba terdengar dering dari handphone ku...
"heii,Rud entar siang ketemu ditempat biasa yah sudah lama kita tidak berbincang2 aku kangen sama celotehan kosongmu itu.oke sampai ktemu yah jangan lupa aku menunggumu" tut tut tut #terputus

Dia ACHMAD teman kecilku semasa sekolah dasar lebih tepatnya sahabatku,lebih dari 2 tahun kita tidak bertemu kabar terakhir yang aku dengar Dia berpindah keyakinan.
tepat jam12 siang ini aku akan ketempat dimana achmad mengajakku bertemu,
kita biasa bercerita tentang apa saja sampai hal yang paling rahasia pun kami ceritakan,Dan aku masih menganga ketika dia bercerita alasan tentang mengapa dia pindah keyakinan memang ini bukan urusan ku tapi aku tiba2 tertarik ketika dia bilang "aku DIBAYAR 35jt untuk masuk agama baru ini" dan dia tau kesulitan ku UANG untuk melamar dinda kekasihku memang dia tidak menyarankan untuk mengikuti caranya mendapatkan uang tapi jujur aku sudah putus asa dan aku lemah .

sebulan berlalu aku menikah dengan dinda bahagia luar biasa  melihat tawa sumringah istriku ini sudah lama rasanya aku tidak melihat dia sebahagia ini.
lima bulan sudah kita menjadi sepasang suami istri ,malam ini ia tampak berbeda sepertinya dia menahan jutaan tanya padaku tapi aku tahu kamu merasa takut untuk bertanya.
"kamu kenapa sayang?"
senyum simpul dengan gelengan kepala seraya berucap "aku baik hanya saja aku heran sama kamu mas?"
"kenapa?ada yang salah dengan aku,katakan saja aku tidak mau kamu bersedih sayang?" jujur aku takut kamu kecewa lagi padaku
"ini aku yang salah atau hanya perasaanku saja mungkin,kenapa setelah kita menikah kita tidak pernah sholat berjamaah bersama?maaf aku lancang sebagai istri"
"ah kamu ini aku pikir ada apa,mungkin aku lelah jadi belum sempat untuk solat bersama"

"ya sudah,kamu tidur sana besokkan minggu bukankah besok pagi-pagi sekali kamu harus pergi?"
ya setiap minggu aku pergi tanpa dinda tau aku pergi kemana yang jelas siang juga aku kembali..

setibanya dirumah kamu memasakkan masakan kesukaan ku,terselip amplop putih yang ditata dipiring makanku yang isinya
"AKU HAMIL SAYANG" sontak aku berucap syukur dan kamu membelai wajahku "Alhamdullillah ,ini mimpi kita sayang"
aku memeluknya eratt

kini malam-malamku dirundungi resah,pernikahan ini tersimpan banyak dusta aku yang berdusta ya aku lama sekali aku ingin jujur padamu tentang semuanya tentang aku ,rahasia dan kebohonganku tapi aku pengecut aku masih takut kamu akan meninggalkanku.TUHAN tolong aku anakmu ini

minggu pagi seperti biasa aku berpamitan untuk pergi sebentar,disana aku bersimpuh memohon ketenangan jiwa dan raga,sejam aku didalam air mata ini belum kering tapi istriku drumah sudah menantiku aku tidak mau dia menunggu lama.

Aku melihat wanita berkerudung putih yang tak asing bagi ku,dia tersungkur menangis pilu tak perlu aku bercerita dia akhirnya tau sendri ya aku,aku bukan imam yang baik bahkan aku menjual keyakinanku demi uang aku ini manusia paling hina.
"maafkan aku,maaf"aku tak bisa berkata-kata lagi tapi aku malu
malu padamu,malu jika aku ingat kata-katamu dulu "Dia saja bisa mendustai agamanya,apalagi terhadap pasangannya"

aku menunggu suaramu,kamu masih saja diam air mata mu jatuh tak terhenti
lagi lagi kamu tersenyum sambil mencium keningku

"kamu tetap suami ku ,aku menyangimu dan ini takdir kita meski sekarang kita berbeda keyakinan,cara kita berdoa dan menyembah TUHAN berbeda tapi tujuan kita sama SURGA dan pelan2 kita akan beri tahu keluarga kita asal kamu yakin dengan apa yang kamu pilih bukan karna terpaksa aku percaya kamu dulu,kini,dan nanti "